Daftar Blog Saya

Selamat Datang

Semoga blog ini bisa memberikan informasi yang anda perlukan.

Rabu, 20 Januari 2010

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

. Pengertian :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.

2. Etiologi:
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.
3. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
4. Gejala Dan Tanda
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
7. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
2. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian Data Fokus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
j. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
4. Catat intake dan output.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
13. Ukur pembesaran uterus.
Rasional
1. Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
4. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. dapat menstimulus mual dan muntah
7. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8. Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9. Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional
1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
3. Berikan support psikologis
4. Berikan penguatan positif
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional
1. Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
Rasional
1. Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
3. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
MORNING SICKNESS CERDASKAN ANAK-ANAK
KOMPAS.com - Keluhan mual dan muntah yang dialami ibu hamil atau kerap disebut morning sickness ini ternyata membawa pengaruh positif bagi janin.

Menurut studi terbaru, ibu hamil yang mengalami morning sickness berpeluang memiliki anak yang otaknya lebih "encer" dibanding rekannya yang kehamilannya tanpa mual dan muntah. Demikian kesimpulan studi kecil yang dilakukan terhadap 121 anak berusia 3-7 tahun di Kanada.

Menurut penelitian tersebut anak-anak yang ibunya mengalami morning sicknes memiliki skor di atas rata-rata dalam tes IQ, daya ingat, dan kemampuan berbahasa. Sebagai tambahan, meski si ibu mengonsumsi obat dicletin (obat anti mual yang biasa diresepkan di Kanada), si anak tetap memiliki kecerdasan tinggi.

Penelitian juga menyimpulkan bahwa mual-mual dan muntah yang biasa dialami ibu hamil pada tri semester pertama merupakan hal yang tidak membahayakan dan mungkin dalam jangka panjang membantu perkembangan mental anak.

Morning sickness terjadi karena perubahan hormon-hormon dalam tubuh yang diperlukan untuk perkembangan plasenta. Sebuah teori bahkan mengatakan bahwa morning sickness merupakan tanda kehamilan yang sehat.

Berbagai studi juga mengaitkan morning sickness dengan rendahnya angka keguguran dan bayi prematur. Sementara itu manfaat jangka panjang dari morning sickness masih belum jelas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr.Irena Nulman dari Hospital for Sick Children di Toronto, Kanada, peneliti mengelompokkan 121 anak sebagai berikut: 45 anak dari ibu yang mengonsumsi obat anti mual, 47 tanpa obat, dan 29 anak dari ibu yang tidak mengalami mual dan muntah saat hamil.

Anak-anak tersebut kemudian diminta mengerjakan soal-soal untuk mengukur kecerdasan mereka. Hasilnya, seluruh anak memiliki perkembangan mental yang normal. Namun, beberapa skor tes hasilnya lebih tinggi pada anak yang ibunya mengalami morning sickness.

"Kami menduga bahwa hormon-hormon kehamilan yang menyebabkan morning sickness memiliki manfaat yang positif untuk perkembangan otak janin," kata Dr.Irene Nulman, ketua peneliti. Hasil studi ini dipublikasikan dalam Journal of Pediatrics bulan Juli 2009.
Mual dan Muntah pada Kehamilan
Mual dan muntah dalam kehamilan atau lazim dikenal sebagai morning sickness, terjadi pada kurang lebih 80% perempuan hamil. Biasanya keluhan ini mulai dirasakan antara minggu keempat dan ketujuh kehamilan dan menghilang ketika kehamilan memasuki minggu ke-20. Namun pada 10% perempuan hamil, keluhan mual dan muntah ini tetap ada meski telah memasuki trimester ketiga kehamilan.
Penyebab pasti dari keluhan mual dan muntah dalam kehamilan masih belum jelas, namun umumnya kondisi ini bersifat ringan, dapat menghilang sendiri dan dapat diatasi dengan tindakan-tindakan konservatif. Hanya sedikit data yang mendukung teori bahwa faktor psikologis bertanggung jawab terhadap terjadinya mual dan muntah dalam kehamilan. Perlambatan pergerakan (motilitas) lambung akibat pengaruh hormon progesteron yang kadarnya meningkat semasa kehamilan diduga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah dalam kehamilan. Sedangkan peran hormon-hormon lain (hormon estrogen dan human chorionic gonadotropin/ HCG) yang kadarnya juga meningkat selama masa kehamilan masih kontroversial.
Sejumlah kecil perempuan hamil mengalami mual dan muntah yang lebih hebat. Kasus mual dan muntah dalam kehamilan terberat disebut sebagai hiperemesis gravidarum, yang mungkin terjadi pada 1 dari 200 perempuan hamil. Gambaran klinis dari hiperemesis gravidarum meliputi muntah yang berlangsung terus menerus, kekurangan cairan (dehidrasi), ketosis, gangguan keseimbangan elektrolit, dan penurunan berat badan lebih dari 5% dari berat badan semula.
Hal-hal yang diduga terkait dengan peningkatan kejadian hiperemesis gravidarum adalah kehamilan ganda (kembar), penyakit trofoblas gestasional, kelainan genetik janin (triploidi, sindroma trisomi 21/ Down syndrome), dan hydrops fetalis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa infeksi kronik lambung oleh kuman Helicobacter pylori mungkin berperan dalam terjadinya hiperemesis gravidarum. Dampak negatif hiperemesis gravidarum ini dapat memengaruhi baik ibu (misalnya robek/ rupturnya kerongkongan/ esofagus) maupun janin (misalnya pertumbuhan janin menjadi terhambat dan kematian janin).
Perempuan hamil dengan kondisi mual dan muntah yang berlangsung terus menerus atau dengan keluhan mual dan muntah yang semakin memburuk atau jika mual dan muntah baru timbul setelah usia kehamilan 9 minggu, seyogianya dievaluasi lebih lanjut untuk menyingkirkan penyebab keluhan mual dan muntah tersebut. Penyebabnya dapat terkait dengan kehamilan itu sendiri (hiperemesis gravidarum, perlemakan hati akut dalam kehamilan, dan kondisi pre-eklampsia) maupun penyebab yang tidak terkait dengan kehamilan (kelainan saluran cerna, saluran kemih, metabolik, neurologik/ saraf, dan toksisitas/ keracunan atau intoleransi obat-obatan).
Tatalaksana awal pada perempuan hamil yang mengalami keluhan mual dan muntah yang bersifat ringan umumnya konservatif dan seyogianya meliputi perubahan pola makan dan dukungan emosional. Mereka dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil setiap kali makan namun frekuensi pemberiannya sering/ small frequent feeding, menghindari makanan yang berbau tajam/ terlalu menusuk hidung dan tekstur makanan yang dapat menimbulkan rasa mual). Makanan sebaiknya tidak memiliki cita rasa yang berlebihan, mengandung tinggi karbohidrat/ zat gula, dan rendah lemak (karena lemak dapat memperlambat pengosongan lambung sehingga menimbulkan rasa mual/ begah). Makanan yang agak asin (misalnya biskuit, keripik kentang) umumnya dapat ditoleransi di pagi hari. Selain itu, minuman yang agak asam (misalnya lemon) biasanya lebih dapat ditoleransi perempuan hamil dibandingkan air putih. Perempuan hamil yang mengalami depresi atau perubahan afektif lainnya seyogianya mendapatkan dukungan emosional yang cukup.
Perempuan dengan mual dan muntah dalam kehamilan yang lebih berat mungkin memerlukan terapi obat. Vitamin B6 (Pyridoxine) aman dan efektif digunakan untuk mengatasi keluhan tersebut. Jika terapi dengan vitamin B6 gagal, dapat diberikan anti muntah yang lain dari golongan antiemetik/ antihistamin/ antikolinergik/ obat yang meningkatkan motilitas saluran cerna (misalnya metoclopramide, diphenhydramine, meclizine, dimenhydrinate, atau ondansetron).
Perempuan hamil dengan muntah-muntah hebat membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan terapi cairan dan nutrisi yang diberikan lewat infus atau selang lambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar